WahidAr Photography – Photograper is My Life

TRAGEDI MERAPI (2)

 

 

 

 

 

 

Dengan hati miris,
ditemani bau anyir bangkai ternak yang tidak terselamatkan,
serta bau belerang yang cukup pekat,
saya menyaksikan begitu banyak bukti kekuasaan Allah, sebuah kiamat kecil yang digelar kasat mata..

Menjemput Ilmu

Bocah niti sepeda nuju sekolah.
.
A child was going to school by his bicycle.

 

Warisan Indonesia

Wayang Kulit, Sasono Inggil Dwi Abad, Alun-Alun Kidul, Jogja.
Performance of Javanis Tradition and Culture: shadow puppets or shadowgraphs in Jogja.

TRAGEDI MERAPI (3)

Sembari mengambil ratusan foto,
basah bibir ini oleh takbir dan tasbih, luruh hati, takjub, dan runduk kedua mata tak kuasa menahan tangis…
Ya Allah, ampuni hambaMu ini…

TRAGEDI MERAPI (1)

Hari itu, Rabu (17/11/2010), bertepatan dengan hari Idul Adha, saya berkesempatan naik ke lereng Merapi paling tinggi yang mungkin dicapai, setelah erupsi pertama pada 26 Oktober dan erupsi kedua pada 5 November 2010 silam.


Ditemani pak Sunar, salah satu pengungsi yang kala itu tinggal di Gedung TPA kampung saya. Kami naik hingga Pangukrejo (Umbulharjo), Jambu (Kepuhharjo), dan tepian Kali Gendol (dusun Pager Jurang).

Pendar Bercahaya

Siapa kira, sampah yang sedang dibakar di bawah pohon dan terkena sinar lampu merkuri, bisa secantik ini.

Jalan Wates, daerah Palemgueih, Jogja.

Dhuha-Mu

Demi waktu dhuha. Kala mentari sepenggal naik.
.
For the sake of time ‘dhuha’. As the sun rises.

Memancing Rezeki

Mancing sore itu sensasinya luar biasa
sabar menanti ikan datang ditemani senja yang merah merekah.

Pantai Drini, Gunung Kidul, Jogja